Kamis, 28 Januari 2016

Pandangan Tentang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan Dampak Pasar Bebas di Indonesia dilihat Dari Segi Pendidikan Mahasiswa Indonesia


    Sejak akhir tahun kemarin, tahun 2014, berita tentang AFTA atau ASEAN Free Trade Area sudah banyak kita dengar di media-media bahwa AFTA dan MEA sudah di depan mata. MEA/AFTA adalah satu kesepakatan yang dibuat oleh 10 negara pada waktu ASEAN Summit di Singapura tahun 1992, para kepala negara –negara ini bersepakat untuk membentuk suatu kawasan perdangangan bebas di ASEAN dalam kurun waktu 15 tahun. Akan banyak tantangan dan peluang yang kita hadapi menjelang kesepakatan ini di berlakukan.Sebelum kita lebih jauh membahas dampak dan pengaruh kesepakatan ini terhadap negara kita tercinta mari kita bahas apa itu AFTA dan MEA? Apakah AFTA itu sama dengan MEA? Ataukah berbeda?



    ASEAN Free Trade Area (AFTA) sejatinya adalah satu bentuk kesepakatan yang dibuat oleh negara-negara ASEAN untuk melahirkan kawasan bebas, bebas perdangan diantara para negara-negara ASEAN. AFTA sendiri memiliki tujuan, tujuan utama dari AFTA adalah untuk meningkatkan daya saing ekonomi dan bisnis ASEAN di rana dunia. Dan adapun harapan dibentuknya AFTA ini adalah negara-negara ASEAN bisa menjadi basis produksi dunia.

   

    Sedangkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah masyarakat yang masuk dalam kawasan bebas area ini, atau negara-negara yang masuk dalam AFTA. Jadi kawasan ekonomi suatu negara yang termasuk dalam MEA ini akan menjadi lebih luas, adanya perekonomian yang menglobal diantara para negara-negara ASEAN. Kita bisa melihat bahwa MEA dan AFTA tidak lah sama, AFTA adalah kesepakatan sedangkan MEA adalah para negara-negara yang ikut dalam pasar bebas ini.



    Pelaksanaan persetujuan ini akan berdampak pada banyak sektor, terhadap inovasi teknologi, terhadap perdagangan dan terhadap SDM. Karna MEA ini tidak hanya membuka arus perdangan barang, tetapi juga jasa. Bebasnya tenaga asing masuk ke Indonesia dapat sangat mempengaruhi dan para tenaga kerja asing ini akan dapat mengisi jabatan yang dulunya terhalang oleh peraturan yang nanti akan dihilangkan karna berlakunya MEA/AFTA ini. Pengaruh pasar bebas ini akan sangat kita rasakan terutama pada sektor SDM, kebutuhan akan SDM yang berkualitas akan sangat tinggi karna persaingan yang sangat ketat. Dan untuk menciptakan SDM yang memiliki kualitas yang baik kita harus memulainya dari bagaimana kita menciptakan SDM ini, sistem pendidikan, pendidikan merupakan landasan dasar untuk membangun sembuah negara, pendidikan ini akan di jadikan senjata bagi sebuah bangsa untuk bersaing dalam era globalisasi ini dan ini tidak bisa kita pungkiri bahwa untuk bersaing dengan negara lain adalah pendidikan lah sebagai landasan awalnya. Dengan kata lain kita bisa melihat daya saiang sebuah bangsa dan negara dari pengetahuan dan pendidikan SDM dari negeri itu. Bisa di kita simpulkan bahwa ada hubungan antara sistem pendidikan dengan penerapan kawasan bebas perdagangan ini, dan berarti juga akan ada dampak terhadap pendidikan di Indonesia dalam pemberlakuan kawasan bebas perdagangan ini. Hubungan akan dapat kita lihat jika melihat kesiapan kita sendiri, kesiapan Indonesia terhadap MEA/AFTA, kesiapan dalam faktor SDM-nya. Mahasiswa, mahasiswa calon sarjana (S1) merupakan angkatan kerja tertinggi di Indonesia, dan pertahun ada banyak mahasiswa yang lulus atau sarjana yang menganggur ini di sebabkan kurangnya daya serap tenaga kerja sarjana pun masih kurang, ini merupakan masalah yang harus di selesaikan oleh pemerintah. Ada banyak usaha yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah yang telah lama ada dalam negeri kita, salah satu usaha yang dilakukan pemerintah adalah mengeluarkan kebijakan Permendikbud 49/2014 tentang standar nasional pendidikan tinggi. Permendikbud 49/2014 berisi bahwa mahasiswa harus selesai dalam waktu 4-5 tahun atau 8-10 semester dengan beban 144 sks, Permendikbud ini memiliki tujuan untuk memenuhi permintaan tenaga kerja perusahaan multinasional dengan keahlian yang cukup untuk bersaing. ini juga menjadi bukti bahwa adanya hubungan antara sistem pendidikan di Indonesia dengan penerapan sistem kawasan perdangan bebas. Tetapi akan muncul pertanyaan apakah penerapan Permendikbud 49/2014 ini sudah tepat sasaran untuk menyelesaikan masalah SDM dan penyerapan tenaga kerja ? sedangkan masalah tentang SDM sangat lah penting karena SDM ini atau tenaga kerja merupakan asset negara yang menjadi tanggung jawab negara.



    Melaksanakan persetujuan AFTA mungkin bukan pilihan yang cocok, namun merupakan opsi yang lebih baik dibandingkan menunda sampai datang kondisi dan pilihan yang pas, sebelum semua akan merasa ragu dam akan terjadi peundaan dan terjadi berulang seterusnya. Seperti yang di katakana sebelumnya akan ada banyak tantangan dan peluang yang kita hadapi kedepannya dalam menghadapi MEA/AFTA, dengan meningkatkan daya saing kita dalam era globalisasi kita dapat memaksimalkan peluang dan meminimalisasikan tantangan-tantangan yang kita hadapi. Masih banyak cara yang bisa kita pilih untuk menghadapi pasar bebas yang sudah ada depan mata kita ini, salah satu contoh untuk mengatasi masalah yang akan dihadapi pada sektor tenaga kerja asing yang akan banyak menggeser tenaga kerja lokal, pasar bebas mungkin akan membuka luas kesempatan tenaga kerja asing tapi kita bisa memperketat syarat dan memaksimalkan potensi tenaga kerja lokal kita dengan penguasaan bahasa asing yang biasanya menjadi salah satu halangan tenaga kerja lokal.









Bagaimana pandangan Anda mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan kita hadapi akhir tahun ini?

    Yang menjadi inti dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah proses integrasi ekonomi dimana akan ada pihak yang diuntungkan dan aka nada pihak yang dirugikan. Indonesia dalam beberapa hal akan diuntungkan dan dalam beberapa hal lainnya akan dirugikan. Setiap integrasi ekonomi bisa berfungsi dengan efektif jika terjadi diantara ekonomi yang setara. Jika aspek ekonomi tersebut tidak setara maka akan menimbulkan persoalan. Negara Indonesia sebagai bagian dari ASEAN relative ada pada posisi menengah ke atas berkaitan dengan aspek ekonomi. MEA juga akan menimbulkan tantangan dan kesempatan untuk mengembangkan sumber daya manusia. Perhelatan ini akan dilihat baik dari segi kompetisi, karena akan membuat harga-harga barang akan semakin murah dan membuat setiap negara akan fokus pada produk yang memiliki tingkat efisiensi yang paling tinggi.

Menurut Anda, bagaimana keadaan ekonomi yang dimiliki Indonesia saat ini? Apakah Indonesia siap menghadapi MEA?

Berbicara soal kesiapan, keadaan ekonomi Indonesia dapat dikatakan relatif maju, dalam artian pertumbuhan ekonominya tinggi. Namun yang menjadi kendala untuk Inodnesia adalah Indonesia terlalu mengandalkan pada ekspor bahan alam, di lain hal Indonesia memiliki kelemahan dalam produk manufaktur. Indonesia harus bisa membuat industri manufaktur menjadi komuditi andalan dan Indonesia harus bisa menguasai pasar-pasar produk manufaktur dan mengurangi indeks ekspor barang-barang alam karena ekspor barang-barang alam itu akan mencapai batas dan tidak akan bisa ditingkatkan dalam jangka pendek seperti produk manufaktur. Aspek lain adalah sumber daya manusia dan hubungannya dengan lapangan pekerjaan yang semakin berkembang. Penguasaan bahasa negara-negara ASEAN akan menjadi isu yang penting jika ingin bersaing secara kompetitif. PAda akhirnya yang menjadi kata kunci dari perkembangan sumber daya manusia adalah pendidikan.

Menurut anda, apa dampak yang diberikan oleh MEA kepada Indonesia?

    Jika berbicara dampak, tentunya dapat dilihat dari segi positif dan segi negatif. Dimulai dari segi positif, bagi sektor usaha yang memiliki kekuatan atau daya saing yang cukup tinggi, maka sektor usaha tersebut akan bisa berpeluang untuk masuk ke pasar-pasar di ASEAN. Misalnya Indonesia memiliki kekuatan dalam hal nekspor tekstil, maka Indonesia memiliki peluang untuk bisa bergabung di dalam pasar-pasar ASEAN. Dan begitu pula sebaliknya, dimana produk dari negara lain dapat dengan mudah masuk ke negara Indonesia. Masyarakat sebagai konsumen akan diuntungkan dengan pilihan produk yang semakin banyak karena produk tersebut bebas masuk ke pasar manapun di wilayah ASEAN. Di sisi lain, MEA juga memberikan dampak negatif yaitu akan ada kelompok masyarakat yang tersisih karena kalah efisien dengan produk lain. Peran pemerintah diperlukan untuk menjaga kestabilan hal tersebut. Karena berbagai fenomena seperti pasar bebas, integrasi ASEAN, integrasi apapun itu akan selalu menghasilkan orang-orang yang frustasi karena mereka tidak efisien dan kalah saing.

Bagaimana peran negara dalam meningkatkan kesiapan Indonesia menghadapi MEA dalam kurun waktu kurang dari satu tahun?

    Peran negara tentunya sangat penting dalam hal ini. Negara atau pemerintah harus bisa masuk dalam segala sektor, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam waktu jangka pendek dapat dilakukan dengan sosialisasi dari kementerian dan pemerintah dan waktu jangka panjang adalah harus masuk dalam sektor pendidikan, bagaimana membangun mental yang terdidik, meminimalisir meminta bantuan negara. Yang negara bisa berikan adalah kesempatan berusaha, keamanan berusaha dan infrastruktur. Dalam waktu jangka panjang, dunia pendidikan dikatakan sangat penting untuk mendorong agar masyarakat memiliki keinginan untuk berkompetisi dan membangun sumber daya manusia yang unggul, dapat bersaing dengan warga negara di lingkungan ASEAN dan juga mempercepat atau memperkuat sektor yang diungguli.

Menurut Anda, apa yang dapat mahasiswa lakukan dalam mendukung persiapan Indonesia untuk menghadapi MEA?

    Pertama untuk diri mahasiswa, mereka harus mempersiapkan diri karena selepas mereka kuliah dengan adanya MEA mereka harus mampu beradaptasi dengan keadaan yang memaksa mereka harus berhadapan dengan warga negara asing yang nantinya dengan bebas dapat bekerja di negara Indonesia atau sebaliknya. Untuk ranah yang lebih luas atau di lingkungan masyarakat, mahasiswa bisa mensosialisasikan kepada masyarakat tentang bagaimana membangun mental yang kompetitif, yang mau bersaing dan memiliki keunggulan. Jika tidak memiliki keunggulan dan tidak memiliki aspek yang kompetitif, akan sangat mempengaruhi terhadap sektor ekonomi dan pekerjaan. Masyarakat Indonesia kurang memiliki mental yang kompetitif dikarenakan negara memiliki sumber daya alam yang luas. Jadi, ketika seseorang sudah merasa mapan, mereka menganggap tujan hidup sudah tercapai, padahal kita tidak hanya memikirkan diri sendiri tetapi juga bagaimana nasib bangsa di masa yang akan datang.


SUMBER        :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NSLOOKUP

Nslookup adalah suatu program untuk query domain name servers internet atau tool yang digunakan untuk mengetahui ip dari sebuah domain. Ns...