Jumat, 07 Oktober 2016

BAB 4 DIGITAL CINEMA : ESTETIKA FILM DIGITAL

Estetika secara etimologis berasal dari bahasa Yunani aisthetikos, yang berarti ‘mengamati dengan indera’ (aisthonomai). Kata estetika juga terkait dengan kata aesthetis, yang artinya ‘pencerapan’ (perception). Alexander Baumgarten (1714-1762), seorang filsuf Jerman adalah yang pertama memperkenalkan kata “aisthetika”, sebagai penerus pendapat Cottfried Leibniz (1646-1716). Baumgarten memilih estetika karena ia mengharapkan untuk memberikan tekanan kepada pengalaman seni sebagai suatu sarana untuk mengetahui (the perfection of sentient knowledge) (Dharsono, 2007:3). Estetika sebagai cabang ilmu filsafat, dalam perkembangannya menjadi sebuah disiplin yang mandiri. Permasalahan keindahan menjadi suatu pokok pembahasan bidang estetika seperti pendapat The Liang Gie yang dikutip Nyoman Kutha, objek sasaran estetika meliputi; 1. keindahan secara umum, 2, perbedaan antara keindahan alam dan keindahan seni, 3. keindahan khusus yang ada dalam karya seni, 4. cita rasa, dan 5. pengalaman estetis (Kutha,2007:32). Dengan demikian estetika merupakan satu disiplin ilmu yang komprehensip untuk diimplementasikan berdasarkan substansi permasalahannya, khususnya yang berkenaan pada sudut pandang kesenian atau keindahan.
Estetika sebagai pijakan pisau analisis sebuah karya seni (film), erat kaitannya dengan unsur-unsur (estetika elementer) yang melekat pada karya tersebut untuk menangkap maksud dan tujuan (nilai-nilai) yang terkandung di dalamnya. Senada dengan pemikiran Herbert Zettl di atas, pemahaman mendasar dari sifat-sifat estetika elementer sebuah medium film membawa pemahaman yang lebih menyeluruh. Hal ini didasarkan bahwa media film merupakan karya seni yang terwujud dari satuan kreativitas beberapa seniman yang terlibat dalam proses pembuatannya (finished product). Hasil kreativitas ini nantinya memberikan kontribusi keindahan, cita rasa, dan pengalaman estetis bagi penontonnya.
 Film sebagai karya seni dibangun melalui unsurunsur yang dipadukan, seperti halnya seni lukisan, patung, musik, tari dan sebagainya. Unsur-unsur tersebut masing-masing mempunyai karakteristik yang nantinya mewujudkan sebuah bentuk atau struktur (form). Dalam proses identifikasi sebuah struktur merupakan dasar dari pengamatan atau pemahaman seni. Dengan memahami jalinan unsur-unsur tersebut, maka sebuah karya seni bisa teridentifikasi maksud dan tujuannya, sehingga pemahaman estetika yang dikandungnya bias teridentifikasi secara utuh seperti pendapat R. Sieber (1962:653), estetika atau penyajiannya yang mencakup bentuk (form) dan keahlian yang melahirkan gaya. Selanjutnya konteks makna (meanings), yang mencakup pesan dan kaitan lambanglambangnya (symbolic value).Sebelum masuk pada subtansi pembahasan bab ini, pemahaman unsurunsur pembentuk film merupakan suatu hal yang cukup ensesial untuk dipahami terlebih dahulu, mengingat pendapat Herbert Zettl di atas bahwa pemahaman elemen dasar sebuah film mendukung pemahaman secara menyeluruh. Untuk itu, struktur film secara umum menurut Himawan Pratista dibangun melalui dua unsur pembentuk yakni; naratif dan sinematik. Dalam film cerita (fiksi)1 seperti halnya film Nagabonar Jadi 2, naratif adalah perlakuan terhadap cerita film, sedangkan sinematik merupakan aspek-aspek untuk mewujudkan cerita ke dalam bentuk paduan gambar dan suara (audiovisual).
Alur dramatik film Nagabonar Jadi 2 pembahasan subbab sebelumnya merupakan hasil kreativitas sineas terhadap perlakuan ceritanya (naratif). Sinematik kemudian mengolah unsur-unsurnya menjadi satu kesatuan yang mewujudkan struktur dalam mengimplementasikan maksud dan tujuan naratifnya. Hal ini karena di dalam sebuah film fiksi, naratif adalah bahan (bahan) yang akan diolah, sementara sinematik adalah cara (materi) untuk mengolahnya (Pratista, 2008:1). Dalam kaitannya menelusuri bagaimana unsur-unsur pembentuk film membangun sebuah struktur, merupakan sebuah landasan untuk mencapai pemahaman yang lebih menyeluruh (maksud dan tujuannya), pembahasan bab ini merupakan uraian pembacaan struktur film Nagabonar Jadi 2 menggunakan analisis interpretasi dengan pendekatan estetika Monroe Breadsley.

·         Simpulan
Keberadaan film Nagabonar Jadi 2 pada tahun 2007 merupakan satu fenomena yang cukup menarik. Genre drama komedi yang diusung memberikan warna yang berbeda di tengah-tengah kondisi perfilman di Indonesia dalam kondisi involutif atau didominasi genre drama dan horor. Kehadiran film Nagabonar Jadi 2 dengan mengangkat tema nasionalisme membawa suasana baru bagi perfilman di Indonesia. Kerinduan masyarakat pada masa-masa perjuangan mengingat tema ini belum pernah tersentuh sejak kondisi krisis melanda perfilman di Indonesia pada tahun 1990, film ini juga memberikan jawaban sekaligus sebagai obat rindu bagi sebagian masyarakat di Indonesia yang pernah mengalami dan melihat kejayaan film Nagabonar 1987, sehingga keberadaannya menjawab kebosanan masyarakat perihal pilihan genre yang ada maupun tawaran tema yang disajikan. ‘
Alur dramatik film Nagabonar Jadi 2 diinterpretasi melalui tiga tahapan. Tahap pertama, film Nagabonar Jadi 2 menempatkan bagian-bagian peristiwa secara logis baik cerita yang akan dikembangkan, keterkaitan kausalitas dengan cerita film sekuelnya, aspek ruang dan waktu, dan menimbulkan ketertarikan pada penonton. Adegan demi adegan diciptakan dengan menggunakan teknik anatomi plot gimmick, flashback, fore shadowing, sureprise dan gestus. Kelima teknik ini telah membuat sebuah adegan lebih mudah memperkenalkan keunikan karakter, latar belakang dan siapa saja tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonisnya. Permasalahan yang ditimbulkan oleh karakter Nagabonar dan Bonaga memberikan sebuah penggambaran permasalahan pada tahap selanjutnya. Tahap kedua, pada tahapan pertengahaninimenempatkan bagian-bagian peristiwa secara logis kelanjutan pengembangan dari permasalahan yang telah diciptakan pada tahap permulaan. Adegan demi adegan yang diciptakan mampu memainkan emosi dan rasa keingintahuan dari penonton. Penonton diberikan rasa penasaran terlebih dahulu denganmenata bagian adegan yang memberikan solusi sementara permasalahan (anti cimax). Namun pada tahap selanjutnya cerita kembali memunculkan pertentangan antara karakter Nagabonar dan Bonaga dalam persoalan yang sama namun beda penyebab, sehingga melahirkan gerak dramatik sebuah adegan menjadi sangat kompleks saat menuju klimaks permasalahan sebuah cerita. Kemudian pada tahap ketiga atau terakhir, Adegan demi adegan diakhir cerita mampu merangkum jawaban dari segala permasalahan yang ditimbulkan antar karakter. Informasi yang disampaikan baik secara verbal (dialog) maupun gambar pada adegan-adegan penutupantelah mempertemukan masalahmasalah yang diusung oleh para karakter dengan tujuan untuk mendapatkan solusi atau pemecahan.
Adegan-adegan di dalam film Nagabonar Jadi 2 setelah diinterpretasi menggunakan pendekatan teori estetika Monroe Breadsley yang menyatakan sebuah karya seni yang berhasil harus memenuhi tiga tahapan yaitu; unity (kesatuan), complexity (kerumitan), dan intensity (kesungguhan). Dari hasil analsis dalam penelitian ini, ketiga tahapan tersebut telah melekat di dalam unsur-unsur pembentuk yang ada (naratif dan sinematik) saling berhubungan satu sama lain dalam satu kesatuan sistem yang terstruktur, sehingga menghasilkan sebuah tayangan yang mampu memberikan nilainilai estetik dan pengalaman estetik yang membuat penonton ikut merasakan suasana lucu, sedih, haru, gambira, serta dapat menyerap maksud dan tujuan yang ingin disampaikan.

SUMBERhttps://drive.google.com/file/d/0BxQ_uBbX-7ImNWRSZzdrOEstR3c/view?usp=docslist_api

1 komentar:

  1. Penulisan ini tidak sesuai antara isi dengan kesimpulan dan referensi. Jurnal referensi membahas tentang estetika salah satu film Indonesia, "Nagabonar Jadi 2" sedangkan isi penulisan mengenai sejarah dan teori estetika film. Dan kesimpulannya pun tidak sesuai, karena bukan merupakan kesimpulan dari bagian sebelumnya.

    Untuk link tugas ini belum diupload ke studentsite ya. Tolong diupload sebelum batas waktu, terima kasih.
    -NH-

    BalasHapus

NSLOOKUP

Nslookup adalah suatu program untuk query domain name servers internet atau tool yang digunakan untuk mengetahui ip dari sebuah domain. Ns...